[ad_1]
JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia kembali masuk radar pemanggilan Komisi VII DPR dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahlil dipanggil antaran, dugaan suap izin pertambangan.
Bahlil bakal dipanggil dalam kapasitas sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penataan Penggunaan Lahan dan Penataan Investasi.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Bahlil mempunyai total harta kekayaan mencapai Rp302,4 miliar. Harta kekayaan Bahlil yang dilaporkan KPK periode 31 Desember 2022.
Harta kekayaan Bahlil terdiri dari tanah dan bangunan mencapai Rp284 miliar dengan rincian 18 tanah dan bangunan yang tersebar di daerah Kota Jayapura, Gianyar, Sragen hingga Jakarta Selatan.
Sementara itu, alat dan transportasi mesin milik Bahlil yang tercatat sebesar Rp115,6 juta. Bahlil juga memiliki surat berharga Rp2,01 miliar, kas dan setara kas Rp16,2 miliar serta Bahlil tercatat tidak memiliki utang, sehingga total kekayaan Bahlil mencapai Rp302,4 miliar.
Follow Berita Pikirpediadi Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Pikirpediahanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
Sebagaimana diberitakan, Bahlil diduga menyalahgunakan wewenang sebagai ketua satgas dalam mengevaluasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) serta Hak Guna Usaha (HGU) lahan sawit beberapa perusahaan.
Staf Khusus Menteri Investasi/Kepala BKPM Tina Talisa pun sudah buka suara soal adanya dugaan permainan izin tambang yang dilakukan oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
“Pak Menteri Bahlil berkeberatan karena sebagian informasi yang disampaikan ke publik mengarah kepada tudingan dan fitnah, juga sarat dengan informasi yang tidak terverifikasi,” ujar Tina dalam keterangan resminya, Senin, 4 Maret 2024.
Perlu diketahui, Bahlil memulai kariernya sebagai sopir angkot hingga membuka usaha sendiri. Kesuksesannya pun dijawab saat dirinya dipilih sebagai Ketua Hipmi.
Setelah memiliki berbagai pengalaman dalam organisasi dan memiliki pekerjaan dengan gaji yang tinggi, Bahlil memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan mendirikan perusahaan sendiri. Inilah awal kesuksesan pria Papua ini.
Melihat begitu banyaknya sumber daya alam yang melimpah di tanah Papua, Bahlil Lahadalia membuka peluang untuk membuka usaha. Kini ia memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai perusahaan induk.
Bahlil lulus dari Sekolah Tinggi Ekonomi, Port Numbay Jayapura, Papua dan Universitas Cendrawasih di Jayapura untuk gelar masternya.
Baca selengkapnya: Kisah Bahlil Mantan Sopir Angkot yang Punya Harta Rp302 Miliar, Kini Dituduh Terlibat Suap Izin Tambang