[ad_1]
JAKARTA – Mantan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof. Dr. Kiai. Said Aqil Siradj meluncurkan buku biografinya saat menyambut hari lahirnya yang ke-70 tahun. Kiai Said mengisahkan lika-liku kehidupannya sedari kecil hingga kisahnya menjadi pucuk pimpinan PBNU.
Kiai Said mengatakan dalam biografinya, ia ingin menekankan selama kepemimpinannya di PBNU, diupayakan untuk berperan sebagai organisasi masyarakat sipil (civil society). Dia mengatakan PBNU di bawah tampuk kepemimpinannya, tidak menjadi corong penguasa dan juga oposisi pemerintah.
“Dari buku ini, saya menceritakan bagaimana saya berusaha untuk membawa NU menjadi gerakan civil society yang betul-betul netral. Tidak menjadi corong penguasa tapi juga bukan oposisi,” ujar Kiai Said selepas peluncuran bukunya, Kamis (22/2/2024).
Kiai Said mengungkapkan NU selama 11 tahun di bawah kepemimpinannya, dibentuk untuk mendukung pemerintah. Namun tetap mengkritisi pemerintahan, jika NU menilai adanya kesalahan.
“Jika kita mengkritik, bukan ingin menggulingkan pemerintah. Jika kita mendukung, bukan berarti untuk menjadikan pemerintah berkuasa penuh. Kita kritik secara objektif,” ujarnya.
Kiai Said pun menegaskan, buku yang berjudul ‘Kiai Pesantren Membangun Peradaban: 70 Tahun Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, M.A’, juga mengulas kisah-kisahnya menavigasi NU untuk tetap bersikap objektif terhadap pemerintah.
“Seperti BPJS, saya acungi jempol. Ketika ada program yang merugikan masyarakat seperti full day school. Kemudian pajak jika dikorupsi, saya anjurkan warga Indonesia tidak usah membayar. Lalu sikap saya, ihwal panggilan non-muslim, bukan sebagai kafir,” ujar Kiai Said.
Dia pun menegaskan, sikap NU harus tetap netral jika berhadapan dengan pemerintah, karena seyogyanya NU bervisi Amar Makruf nahi Munkar.
“Terlalu dekat, tidak bisa mengkritik. Terlalu jauh, tidak bisa mendukung,” tegas Kiai Said.
Follow Berita Pikirpediadi Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Pikirpediahanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
Seperti diketahui, Buku tersebut mengulas perjalanan hidup, kisah perjuangan, dan cakrawala pemikirannya. Tidak hanya itu, pengabdian, perjuangan, dan pengorbanan untuk kemanusiaan juga dibahas.
Banyak hal yang dapat pembaca ambil dari teladan sosok Kang Said sebagai pecinta ilmu, penggemar baca kitab dan buku, senang berdiskusi dan berorganisasi, serta berwawasan luas.
Kang Said juga akrab dengan Gusdur. Beliau memgajak Kang Said untuk beraktivitas di Nahdlatul Ulama. Pada saat itu pula, di tahun pertamanya aktif, Kang Said diamanahi sebagai Wakil Katib Aam PBNU.
Gusdur mempromosikan Kang Said dengan sebutan ‘Doktor muda NU yang berfungsi sebagai Kamis berjalan dengan disertasi lebih dari 1000 referensi’.
