[ad_1]
JAKARTA – Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono mendatangi Polda Metro Jaya didampingi oleh sejumlah advokat dan relawan Ganjar-Mahfud, Jumat (26/1/2024). Aiman menyampaikan kehadiran para advokat dan relawan itu sebagai bentuk dukungan atas kebebasan berekspresi.
Aiman tiba di Polda Metro Jaya didampingi oleh sejumlah advokat BAKI GAMA 03 juga kemudian dari tim hukum TPN Ganjar-Mahfud dan sejumlah relawan Calon Preaiden nomor 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Dia menegaskan, kehadirian para advokat dan relawan bukan hanya perihal kasus yang menjerat dirinya melainkan hal yang lebih besar.
“Karena ini bukan bicara soal saya Aiman, terlalu kecil. Tapi ini bicara soal bagaimana hal yang sifatnya mengkritik tapi kemudian berujung pada proses pidana,” kata Aiman di Polda Metro Jaya, Jumat (26/1/2024).
Aiman mengatakan sebelum tiba di Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan, dirinya bersama advokat terlebih dahulu ke Kantor Dewan Pers di Jakarta Pusat. Dengan demikain Aiman mengakui keterlambatannya dari waktu yang telah dijadwalkan.
Kehadirannya kantor Dewan Pers untuk menilai apakah kritik yang disampaikan oleh seorang yang juga berprofesi sebagai jurnalis dapat ditindak secara pidana atau tidak. Selain itu media yang dijadikan sumber dalam menyampaikan pendapat tersebut dapat karena bersumber dari data media.
“Aiman dalam menyampaikan pernyataannya karena pekerjaan ini berbasis data bukan berbasis pada khayalan,” kata salah satu advokat.
Follow Berita Pikirpediadi Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Pikirpediahanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
Sebelumnya, Aiman juga mengatakan selain dirinya, sejumlah media yang juga menyampaikan kritik di antaranya Media Indonesia pada 10 dan 11 November 2023 dan 18 November 2023. Dan Majalah Tempo 4 Desember 2023, Podcast Tempo Bocor Alus 2 Desember 2023
“Ini menjeadi pertanyaan. Apakah media-media ini menyebarkan berita bohong seperti yang dituduhkan kepada saya ? Tentu jawabnya kan tidak. Kalau proses saya terus dilanjutkan tentu menjadi pertanyaan. Meski pun sebagai warga negara yang baik saya akan terus mengikuti proses hukum ini,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Aiman Witjaksono dilaporkan oleh aliansi elemen masyarakat sipil untuk demokrasi yang terdiri dari garda pemilu damai, juga front pemuda jaga pemilu dan juga barisan mahasiswa Jakarta. Laporan tersebut teregister dengan nomor LP/B/6813/XI/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA.
Sebelumnya, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono meminta aparat penegak hukum jangan melakukan tindakan yang dapat mencederai demokrasi. Hal ini dengan ikut serta dalam pemenangan calon tertentu di Pilpres 2024.
“Jangan curang, kami tidak akan diam. Kami akan berjuang mempertahankan demokrasi, kami tidak mau Indonesia kembali ke masa Orde Baru,” kata Aiman dalam diskusi media bertajuk Perusakan Baliho Ganjar di Sumut, yang digelar Media Center TPN Ganjar-Mahfud, di Rumah Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11/2023).
Pasalnya, Aiman mengaku jika dirinya mendapatkan sejumlah informasi dugaan dari beberapa Kepolisian diminta komandannya untuk membantu kemenangan tim Prabowo-Gibran.
“Bahkan, kemarin sudah memberitakan soal pemasangan baliho Prabowo-Gibran yang dilakukan oknum polisi,” ujarnya.
Tak hanya itu saja, Aiman juga mengungkapkan, adanya instruksi terhadap semua Polres di seluruh Indonesia agar meminta semua KPU daerah dan Bawaslu untuk menyesuaikan CCTV kualitas hd dengan suara yang diintegrasikan dengan polisi.
“Ini berarti segala gerak-gerik aktivitas penyelenggara Pemilu, KPU, dan Bawaslu terpantau oleh aparat Kepolisian. Padahal KPU dan Bawaslu ada sebuah lembaga independen penyelenggara Pemilu,” tuturnya.
Menurut dia, kalau tujuannya bagus tidak menjadi persoalan. Tapi anehnya, ini dilakukan jauh-jauh hari sebelum berlangsungnya proses pelaksanaan Pemilu. Hal ini berpotensi luar biasa digunakan untuk memenangkan salah satu calon.
Meski begitu, Aiman yakin di Kepolisian masih banyak polisi yang punya idealisme, integritas dan profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya. Termasuk Kapolri diyakini bisa menjaga netralitas institusinya.
“Semoga kecurigaan saya itu salah. Tapi kalau melihat beberapa indikasi yang terjadi di daerah, sulit rasanya untuk mengatakan tidak ada sesuatu di sini,” pungkasnya.