Example 728x250
Berita

Ngerinya Ujian Kopassus: Prajurit Diminta Masuk Hutan, Salah Baca Peta Jurang Menanti : PikirpediaNasional

×

Ngerinya Ujian Kopassus: Prajurit Diminta Masuk Hutan, Salah Baca Peta Jurang Menanti : PikirpediaNasional

Share this article

[ad_1]

UJIAN berat pernah diberikan kepada anggota Komando Pasukan Khusus dalam rangka reorganisasi Kopassus. Saat itu, Letkol Luhut Pandjaitan, yang saat itu Komandan Detasemen-81/Antiteror mendapat tugas dari Kolonel Sintong Panjaitan untuk menggarap program perampingan anggota Kopassus.

Luhut memperkecil jumlah anggota Kopassus dengan jalan seleksi ulang. Anggota Kopassus di Jakarta, Serang, Magelang, dan Kartosuro yang tidak lulus seleksi, dipindahkan ke Kariango.

Sebaliknya, anggota Kopassandha di Kariango yang lulus, dipindahkan ke Jakarta, Serang, Magelang, dan Kartosuro. Mereka yang tidak lulus, tetap berada di Makassar.

Tujuan seleksi itu adalah mencari prajurit komando yang mampu membuat keputusan cepat, tepat, dan mandiri dalam kondisi tertekan dan puncak kelelahan.

Dikutip dari buku ‘Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando’, seleksi dilakukan di Sukabumi yang merupakan daerah latihan Detasemen-81/Antiteror dengan medan yang sangat berat. Setiap anggota diberi peta dan kompas sebagai alat bantu untuk mencari dan menemukan sasaran yang dituju.

Mereka yang tidak teliti membaca peta akan tersasar masuk jurang, sehingga banyak kehilangan waktu dan tenaganya terkuras. Gerakan ini dilakukan siang malam selama satu minggu.

Hasilnya mengejutkan, dalam seleksi tingkat awal terhadap hampir 6.000 orang peserta, yang lulus tinggal 40 persen saja. Cukup banyak peserta yang kelelahan dan kurang tidur.

Program memperkecil jumlah anggota dilakukan sangat hati-hati dan tegas. Sintong menyadari bahwa pada kenyataannya tidak seorang pun yang bersedia pindah dari Kopassus.

Sebenarnya mereka yang tidak terpilih masih memiliki nilai standar bagi anggota Kopassus. Namun, karena jumlah anggita Kopassus hanya terbatas, seleksi bukan sekadar mencari mereka yang lulus, melainkan terbaik dari yang terbaik.





Follow Berita Pikirpediadi Google News


Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Pikirpediahanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dari hasil seleksi itu diperoleh 2.300 orang tamtama dan bintara yang mencapai nilai terbaik. Reorganisasi Kopassus menjadi satuan kecil yang bermutu tinggi dan profesional semacam ini sebenarnya telah dinanti sejak lama oleh Sintong.

Sedangkan untuk Komandan Kopassus menurut Luhut, cukup dijabat perwira bintang satu atau Brigjen, tetapi harus benar-benar seorang komandan yang profesional.

“Bukan komandan yang untuk berlari saja sudah susah payah,” ujar Luhut.

Dari hasil perampingan Korps Baret Merah lewat seleksi ketat itu, dilakukan uji coba dalam operasi antigerilya di Timor Timor, sekarang menjadi negara Timor Leste.

Sesuai dengan perkiraan intelijen, ditetapkanlah titik-titik kedudukan musuh di atas peta. Langkah selanjutnya digerakkan lima tim Kopassus yang masing-masing berkekuatan lima orang dengan berbagai spesialisasi seperti penembak runduk, komunikasi, kesehatan, bela diri, dan lainnya.

Tim Kopassus digerakkan dalam waktu lima hari, sepuluh hari, sampai dua minggu untuk melakukan pengejaran. Ternyata ke mana pun musuh lari, pasti terjadi kontak senjata. Akhirnya perlawanan mereka berhasil dihentikan.

Itulah antigerilya yang paling sukses di Timor Timur. Diterjunkannya Tim Kopassus di ‘David-Alex-Area’ Sektor Tengah sampai ke Timur dapat mendapat hasil baik. Jadi dapat dibuktikan bahwa dengan jumlah pasukan khusus yang telah diperkecil, kemampuan Kopassus sudah diuji dan dapat disejajarkan dengan SAS, SBS, US Army’s Special Forces maupun US Navy Seal.


Example 300250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *