Example 728x250
Berita

Pawai Obor, Tradisi Sambut Ramadhan di Polewali Mandar yang Tetap Lestari : PikirpediaTravel

×

Pawai Obor, Tradisi Sambut Ramadhan di Polewali Mandar yang Tetap Lestari : PikirpediaTravel

Share this article

[ad_1]

BERAGAM tradisi dilakukan masyarakat muslim Tanah Air dalam menyambut bulan suci Ramadhan, tak terkecuali warga Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Ratusan orang dari berbagai usia di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat memeriahkan pawai obor dalam rangka menyambut bulan Ramadhan 1445 Hijriah. Pawai obor itu diikuti sekitar 500 orang warga Kelurahan Sulewatan, Kecamatan Polewali.

Mereka nampak antusias mengikuti pawai obor sebagai tradisi menyambut bulan suci. Ratusan obor diarak keliling mulai dari ujung kampung hingga perbatasan kelurahan.

Di sepanjang jalan juga terlihat warga antusias menonton. Mereka bahkan rela berdiri sepanjang lima kilometer untuk menyaksikan tradisi tahunan itu.

(Foto: Huzair/MPI)

Meski sempat diguyur hujan, tidak menyurutkan semangat peserta untuk menyelesaikan arak-arakan itu hingga sejauh lima kilometer.

“Kegiatan ini untuk mempererat tali silaturahmi antar pemuda dalam menyambut bulan suci Ramadhan,” ujar Lurah Sulewatang, Muhammad Irsal Ramadan kepada MNC Portal.

Sementara, Ketua Panitia Pelaksana, Nasrullah berujar bahwa pihaknya akan terus mengarahkan para pemuda dan remaja agar terus menjaga keimanan mereka untuk senantiasa melaksanakan kegiatan bermanfaat selama buln Ramadhan ini.

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. Keputusan tersebut diambil dalam sidang isbat yang dilaksanakan Minggu, 10 Maret 2024 malam.


Follow Berita Pikirpediadi Google News


Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Pikirpediahanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya

Hal ini disampaikan Menag Yaqut Cholil Qoumas saat pembacaan hasil sidang isbat di Auditorium HM Rasjidi Kemenag, Jakarta.

Kemenag telah menetapkan 134 lokasi titik rukyatul hilal di Indonesia. Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag, Cecep Nurwendaya mengatakan posisi hilal tidak terlihat.

Jika berdasarkan kriteria Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) di mana ketentuan ketinggian hilal ditetapkan 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Cecep menjelaskan bahwa tinggi hilal masih dibawah 1 derajat. “Sehingga belum masuk kriteria MABIMS seluruh Indonesia,”ucapnya.

(Foto: Huzair/MPI)

Sidang isbat awal Ramadan 1445 Hijriah ini dipimpin Menag Yaqut Cholil Qoumas dan dihadiri sejumlah Duta Besar Negara Sahabat, Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), BRIN, Badan Informasi Geospasial (BIG), Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Lembaga dan instansi terkait, Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, dan Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Islam dan Pondok Pesantren.


Example 300250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *